Penguasaan Diri

Sobat HMM Radio..
Pernahkah kita punya pengalaman, hanya karena sampah dari tetangga yg tertiup angin lalu mengotori halaman taman kita, dan kita maki-maki pembantunya tetangga, dan persoalannya tidak sampai disitu sesama tuan rumah saling ribut juga, yang pada ujung nya saling menghujat dan putus hubungan dengan tetangga. Padahal tetangga itu dibutuhkan bagi lingkungan dimana ia berdomisili, paling tidak tetangga dapat dimintai bantuan jikalau kita dalam keadaan darurat membutuhkan sesuatu. Ketika emosi kita sudah reda, kita baru menyadari, kenapa bisa se-emosi itu yg tidak terkontrol tanpa adanya penguasaan diri, menyesal dikemudian hari tak berguna, persahabatan putus karena tidak adanya penguasaan diri. sakit menimpa, sesal terlambat, artinya sesudah terlanjur terjadi, menyesal tidak ada gunanya.

Kitab Amsal 25:28 mengatakan : Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya.

Sobatku..
Penguasaan diri atau pengendalian diri adalah salah satu aspek dari buah Roh yang tertulis di Galatia 5:22-23 “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.”

Penguasaan diri adalah kemampuan Ilahi yang diberikan Tuhan kepada orang percaya, merupakan ketetapan hati serta pikiran untuk menahan dan mengendalikan dirinya agar ia bereaksi, berbicara, berpikir dan bertindak sesuai dengan firman Tuhan.

Penguasaan diri bisa juga diartikan sebagai sikap kehidupan yang tegas, baik terhadap orang luar maupun terhadap diri sendiri dan juga terhadap keinginan-keinginan duniawi. Ketika kita tahu sesuatu itu salah, kita harus tegas terhadap diri sendiri dan berkata: tidak ! Jadi, ketika kita berbicara mengenai penguasaan ini kita berbicara mengenai dua hal yaitu berlatih dan berjuang.

Alkitab menyatakan, "Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota." (Amsal 16:32); sebaliknya, orang yang tidak dapat mengendalikan diri seperti kota yang roboh temboknya. Kata tembok tidak hanya berbicara mengenai batasan suatu wilayah, namun juga bisa diartikan sebagai keamanan dan ketenangan. Ketika tembok tegak berdiri, tembok tersebut berfungsi untuk memberikan keamanan; tapi jika tembok itu roboh, siapa pun yang tinggal di dalam kota itu pasti tidak akan merasa aman dan tenang lagi. Kota yang roboh temboknya akan dengan mudah diporakporandakan oleh musuh. Begitu juga seseorang yang memiliki karunia yang luar biasa, pelayanan atau karir yang diberkati Tuhan, namun tidak dapat menguasai diri, maka Iblis akan dengan mudah menyerang hidupnya berkali-kali.

Sobat ku .. Kita harus bisa menguasai diri dalam hal apa?

  1. Emosi.
    Jika emosi seseorang tidak terkendali akan menimbulkan pertengkaran. "Si pemarah menimbulkan pertengkaran, dan orang yang lekas gusar, banyak pelanggarannya." (Amsal 29:22).
  2. Ucapan.
    Menguasai diri dalam hal ucapan adalah penting sekali, karena "...barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya." (Yakobus 3:2). Hendaknya ucapan atau perkataan kita sesuai dengan firman Tuhan.
  3. Hawa nafsu.
    Ingat! Nafsu yang tidak terkendali dapat berakhir dengan perbuatan dosa. Karena itu, "...matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi,..." (Kolose 3:5).

Sobat ku ..
Sebagai penutup : Tanpa penguasaan diri, apa pun yang kita kerjakan tidak akan berhasil !
Tuhan Yesus memberkati.